Seri Extra
Mile dan Kunci Sukses
Jika Anda yang
membaca tulisan ini berprofesi (ah ini juga salah lagi, tapi maafkan, mana ada
yang berani mengatakan pendeta, pastor sebagai profesi) sebagai pelayan Tuhan
pasti akan menegur saya, kalau tidak sampai marah, lalu mengatakan,
“Pendeta atau
pastor atau apa pun namanya untuk
sebutan pelayan Tuhan, adalah orang yang diurapi.
Maka ketika dia
di mimbar dia menyampaikan firman Tuhan.
Dia mewakili Tuhan di situ.
Hati-hati. Jangan menghujat hamba Tuhan.
Anda bisa kena
kutuk.”
Anda yang lain
boleh juga berkata, “Apakah Anda sudah pernah belajar di sekolah teologi? Sudah
belajar soal ilmu tentang kotbah, Homiletika?”
“Jangan asal
bicara lah.”
Tapi maafkan
saya, Romo, Bapak dan Ibu Pendeta.
Selama saya
sakit, tanpa dapat dicegah saya ditunjuk untuk menjadi pelayan-Nya yang walau
perannya kecil sekali. Hanya sebagai
penatua di salah satu GPIB di Depok.
Tapi di situ
banyak sekali belajar bagaimana sikap, sifat dan kebiasaan jemaat dan para
hamba atau pelayan Tuhan.
Saya sudah
menghindar dengan mengatakan saya terpilih karena rajin beribadah, sering
bertemu dan bersekutu dengan jemaat di sekitar sehingga terpilih menjadi
Penatua. Bukan panggilan.
Tapi rupanya
upaya penghindaran saya itu tidak berarti.
Saya tidak bisa mengelak.
Saya sempat
bertugas melayani jemaat, walau akhirnya terpotong dengan seiring melemahnya
tubuh karena penyakit kanker dan tumor ini.
Dosa Ngomongin Orang
Sesungguhnya
saya tidak enak menuangkan buah pikiran ini.
Tapi
mudah-mudahan dengan menuangkan buah pikiran ini saya mengurangi jumlah orang
yang tersandung, mengurangi orang yang jatuh ke dalam dosa. Dosa ngomongin orang.
Kenapa?
Karena ternyata
di akhir ibadah, atau ketika ada kesempatan ngobrol santai yang diikuti
sekelompok kecil jemaat selalu saja ada:
- Pelayan Tuhan apakah itu pendeta, penatua atau diaken, (maaf saya pakai terminologi denominasi GPIB) yang jadi bahan omongan. Antara lain kotbahnya yang buat ngantuklah, dan sebagainya.
- Dia tidak mau belajar sih.
- Kotbahnya dibanjiri pengalaman iman yang nggak nyambung, ngelatur, enggak tahu entah kemana juntrungannya, dsb.
- Kotbahnya lari dari konteks. Ini mah balas dendam, bukan kotbah.
- Ini mah penumpahan emosi. Bukan kotbah.
Yang pernah buat
saya sedih, seorang teman pernah berkata, “Malas saya ibadah di situ. Di situ enggak ada Roh Kudus-Nya.”
Sedih rasanya.
Kotbah yang
seharusnya bawa berkat tapi justru jadi batu sandungan, membuat orang lain
berdosa.
Maka dari itu
kebiasaan saya ini:
Saya selalu
berpikir, ada khotbah yang membawa berkat dan ada khotbah yang menghilangkan
berkat.
Rasanya tidak
salah.
Romo, Pendeta, Penatua, Diaken, Maafkan Saya
Anda pembaca saya,
Romo, Pendeta, Penatua, Diaken atau lainnya, sekali lagi maafkan saya.
Kita tidak bisa
berkilah,
“Orang beribadah
ke gereja seharusnya bukan seperti ke warung padang. Cari mana menu makanan yang enak. Kalau enggak kalau enggak nemu, keluar lagi,
cari warung lain.”
“Jangan cari
berkat dari pendeta. Tapi cari berkat
dari Tuhan karena:
- Persekutuan yang ada itu bisa membanta kita menjadi penghibur, menjadi obat, karena sosialisasi adalah obat buat yang mendrita penyakit kesendirian (loneliness),
- Kita ke gereja tidak menjadi batu sandungan buat orang lain di lingkungan tempat tinggal, menjadikan ketidakhadiran kita di gereja sebagai teladan buruk buatorang kristen
- Dsb.
Beribadah
... hadir, itu melaksanakan perintah
Tuhan.
Ingat di balik
perintah selain ada punishment dari Tuhan jika tidak dikerjakan tapi ada juga
reward.” (Matius 6:33)
Saya Kira Janganlah Ya.
Kita harus juga
jujur dan bicara apa adanya bahwa ada kotbah yang menghilangkan berkat karena
pelayan firman-Nya tidak melakukan persiapan dengan benar.
Seperti apa
kotbah yang menghilangkan berkat?
Khotbah yang
menghilangkan berkat adalah yang pelayanannya tidak mau belajar, tidak mau
melihat apa yang diinginkan jemaatnya.
Dia hanya
berjalan dengan pikirannya sendiri, padahal kita diberi talenta untuk belajar
dan memberikan yang terbaik kepada jemaatnya.
Jadi, kalau kita
mau berkhotbah seharusnya kita berpikir,
apa yang nanti bisa dibawa oleh
jemaat ketika sudah selesai mendengar khotbah kita.
Sehingga saya
berpikir, salahkan yang saya lakukan.
Tapi menurut
saya pribadi, kita dititipi murid oleh Tuhan Yesus untuk diajari.
Prinsip-Prinsip Extra Mile Saat Berkotbah
Kita sebagai
pelayan harusnya menjalankan prinsip-prinsip extra mile saat berkotbah.
Memberikan lebih
untuk apa yang bisa kita berikan lebih.
- Kotbah yang membawa berkat adalah yang menghidupkan, mengakktualkan firman Tuhan sehingga bisa dipahami atau dihayati lebih jauh oleh jemaat.
Tidak malah
membuat dia tergoda mendiskreditkan atau mengenyek (menghina, merendahkan) si
pelayan firman yang mendapatkan tugas menyampaikan firman-Nya itu. .
- Kotbah yang membawa berkat tidak harus disampaikan secara menarik seperti misalnya harus dibumbui humor, anekdote, dsb. yang mampu mengikat perhatian jemaat hingga akhir ibadah, enggak.
Kadang malah,
kotbah yang seperti itu, tidak lebih, telah jatuh ke kotbah jualan.
Menjual firman
plus bumbu humor dan anekdot agar tetap laku terjual.
Maafkan Saya,
Saya Tidak Berniat Bersikap Kasar
Maafkan saya
jika saya dinilai kasar di sini.
Ketika saya
menulis buku tentang Extra Mile ini pun saya sempat terpikir tidakkah saya
menjual penderitaan lewat tulisan untuk dapat uang?
Lama saya
terpikir soal itu.
Tapi, Tracy,
mahasiswi saya di UPH dulu terus mendorong saya menulis buku ini dengan banyak
argumentasi yang saya sulit menolaknya.
- Ibadah yang membawa berkat itu adalah ibadah yang di akhir ibadah jemaat makin lebih dekat dengan Tuhan, makin menyadari dirinya banyak kekurangan, banyak dosa.
- Kotbah yang membawa berkat adalah kotbah yang membawa dan mengajarkan nilai-nilai keimananm kristen.
- Kotbah yang membawa berkat menurut saya adalah yang mengajak kita semua menuju ke kesempurnaan, kesempurnaan dalam keterbatasan kita sebagai manusia, yaitu, berpikiran dan berperasaan mengikuti pikiran dan perasaan Tuhan Yesus.
[Saudaraku yang
dikasihi Tuhan Yesus, tulisan ini adalah sedikit cuplikan dari buku yang sedang
saya tulis.]
Ingin Tahu Lebih Jauh Soal Prinsip Extra Mile Ini?
Ya, ... Anda
ingin mengetahui lebih jauh soal prinsip ini dan bagaimana saya berperang
melawan kanker dan tumor, berjuang menjalani hidup karena istri saya tidak
bekerja?
Bagaimana
prinsip extra mile ini membantu kami dalam bidang keuangan, beli obat,
membiayai makan kami, dll?
Saya
perhitungkan tanggal 30 Mei 2016 sudah bisa tiba di tangan Anda.
Apa saja isi buku itu?
Berikut ini isinya:
- Meraih kebahagiaan lewat membahagiakan orang lain.
- Kita boleh kehilangan harta benda, kehilangan keluarga, tapi tidak boleh kehilangan pengharapan.
- Saya sembuh, puji Tuhan, saya tidak sembuh, Tuhan Yesus tetap Tuhan saya.
- Ini alasannya mengapa saya harus bersyukur dengan penyakit saya.
- Ketika keinginan untuk menyerah mendominasi pikiran.
- Ketika anak makan hanya sekali sehari.
- Extramile prinsip yang membawa Anda pada kesuksesan buat yang sehat, kesembuhan buat yang sakit.
- Firman Tuhan tidak pernah keluar sia-sia.
- Bukan penyakit yang menyebabkan kematian. Hanya panggilan Tuhan yang buat kita mati.
- Ketahuilah sesungguhnya adda tugas di balik penyakit yang diijinkan Tuhan menimpa Anda.
- Ketika saya baru menyadari betapa istri saya amat mencintai Tuhan, anak-anak dan saya setelah saya sakit.
- 5 Pedoman agar tetap bergairah dan tetap memuji Tuhan saat mendampingi anggota keluarga yang sedang sakit, yang kadang karena menanggung sakit tak tertahan, berubah “seperti” menjadi musuh.
Rencana buku ini
terbit 150 halaman diberi harga Rp 60.000 per buku.
Sebetulnya saya
dan tim, yaitu penulis dan pemasar, berharap Anda bisa berperan sebagai
donatur.
Makna donatur di
sini adalah Anda memesan buku lebih dari 1 untuk nanti sisa buku lainnya Anda sumbangkan
atau Anda hadiahkan buat mereka yang butuh penguatan rohani karena:
- Sakit
- Nganggur
- Berjuang mencari jodoh
- Tertimpa masalah (pribadi, keluarga ataupun bisnis) dan sebagainya.
Karena mereka
juga perlu kita bantu.
Jika demikian,
jika Anda terpanggil untuk menjadi donatur, Anda dapat meng-SMS saya atau
WhatsApp di 0812 9778 7637.
Untuk pemesanan
Anda dapat mentransfer ke:
Rek BRI Cabang
Depok 0538 01 010424 50 0 atas nama Zainal Abidin N.
Mohon
informasikan berita pengiriman donasi ini ke email: zainalpartao@outlook.com
(khusus lalu lintas informasi buku Extra Mile) atau SMS dan WhatsApp tadi.
Salam dalam
kasih Kristus Yesus
Zainal Abidin Partao
Penulis dan
konsultan online.
Anda bisa
mengunjungi blog utamanya yang lain Terapi Niche dan Garansi-Laku.